Menteri Perhubungan RI Adakan Ratas Terkait Tranportasi Mendukung Lumbung Pangan Nasional (Food Estate) di Kalteng

PalangkaRaya IB- Rapat Terbatas (Ratas) dengan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Budi Karya Sumadi secara virtual melalui video conference dari Aula Eka Hapakat, Lt. III kantor Gubernur Kalteng, Senin (10/10/2020).

Ratas kali ini membahas tentang rencana outlet transportasi untuk mendukung lumbung pangan Nasional (Food Estate) di Kalteng.

Plt. Gubernur Kalteng Habib Ismail Bin Yahya menyatakan bersyukur Kalteng bisa menjadi penopang pangan Nasional. Selama ini untuk menunjang mobilitas rencana Food Estate fasilitas telah disiapkan, antara lain pelabuhan di Bahaur maupun Dermaga Batanjung.

“Kami merekomendasikan peningkatan infrastruktur pendukung program ini seperti memperbaiki alur sungai meliputi pemeliharaan dan pemanfaatan alur pelayaran (anjir/terusan) karena 6 anjir/terusan belum termanfaatkan secara optimal. Kemudian kami rekomendasikan untuk meningkatan manajemen lalu lintas angkutan sungai serta meningkatan fasilitas dermaga sungai. Selama ini telah ada 5 Dermaga, terdiri dari 1 Dermaga di Kabupaten Pulang Pisau dan 4 Dermaga di Kabupaten Kapuas”, ucap Plt. Gubernur Kalteng.

Lebih lanjut Habib Ismail Bin Yahya menjelaskan terkait Simulasi Rencana Pengembangan hasil Food Estate atau Lumbung Pangan Nasional di Prov. Kalteng. Dalam simulasi akan memanfaatkan angkutan sungai (Inland Water Ways) untuk transportasi logistik mendukung Pengembangan Food Estate.

Dipilihnya angkutan sungai sebagai transportasi logistik dalam mendukung Pengembangan Food Estate dikarenakan memiliki banyak kelebihan diantaranya meminimalisir biaya perbaikan dan perawatan infrastruktur jalan, harga bahan pokok akan lebih murah, karena biaya transportasi air yg lebih murah 3, menurunkan biaya logistik (saat ini Indonesia merupakan negara yang termasuk biaya logistiknya tinggi (23%), Industri pelayaran tumbuh, polusi lebih rendah (ramah lingkungan), angka kecelakaan transportasi air lebih kecil dibandingkan transportasi jalan serta mplementasi lebih cepat (jangka pendek) karena infrastruktur telah tersedia (yang dibutuhkan normalisasi alur).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *